Sumber: Tribun Pekanbaru, 27 Januari 2017, halaman 12
PERAWANG, TRIBUN - Hamparan Hutan Tanaman Industri (HTI) milik PT Arara Abadi (AA) Sinarmas Forestri distrik Minas Rasau Kuning, Terbakar hebat Kamis (26/1). Titik api cepat terdeteksi Regu Pemadam Kebakaran (RPK) yang ditugaskan di distrik itu. Mereka berjibaku memadamkan titik api yang mulai merambah di areal tanaman eucalyptus itu.
Titik api pada lahan itu hanya berjarak 50 meter dari pangkal menara api. Menara setinggi 18 meter itu sengaja dibangun untuk memantau titik api, di bawah radius 10 km. RPK yang bertugas di distrik ini berkewajiban meneropong ke segala arah setiap hari.
RPK perusahaan yang telah bersertifikasi serta dibantu pula Masyarakat Peduli Api (MPA) binaan mereka, akhirnya berhasil memadamkan titik api. Petugas kembali melipat selang dan membawa peralatan pemadaman ke titik kumpul.
Begitulah skenario simulasi pemadaman kebakaran lahan yang dilaksanakan di distrik tersebut. Didtrik seluas 25ribu hektar itu juga sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan. Puluhan embung dan canal blocking juga terus dipelihara agar kelembapan pada permukaan lahan tetap terjaga.
Fire Managemen Sinarmas Forestry Distrik Minas Rasau Kuning, Roganda Manalu memimpin simulasi yang dihasiri awak media tersebut. Ia mengatakan, di distrik itu ditugaskan sebanyak 30 orang anggota RPK yang tersertifikasi. Tim tersebut juga dibantu oleh 20 orang MPA yang dibina dari perkampungan sekitar distrik.
"Untuk mendeteksi titik api, kami selalu berpatroli, mengadakan sosialisasi, pelatihan dan memantau di menara api. Menara api tersebut dibangun setinggi 18 meter di atas tanah dengan permukaan yang lebih tinggi," kata dia.
Ia menyebut, harus siap memadamkan api selama 24 jam di distrik tersebut. Bahkan mereka tidak akan pulang sebelum api padam. "Kami menargetkan dalam 24 jam api sudah harus padam, jika perlu pakai helikopter, kami akan segera koordinasi," kata dia.
Sampai saat ini, APP Sinarmas terus meningkatkan teknoologi pendeteksi hostspot di wilayah konsesinya. Maret 2017 mendatang, perusahaan itu akan mengoperasikan mini satelit, agar hasil deteksi hotspot di wilayah konsesi dan supplier APP Sinarmas benar-benar akurat.
GM Fire Management APP Sinarmas Sujica W Lusaka menerangkan, saat ini pihaknya masih dalam proses penyelesaian transaksi satelit produksi Amerika Serikat itu. Kehadiran mini satelit tersebut bakal menyempurnakan hasil deteksi satelit sebelumnya, yakni NOAA dan Terra.
"Satelit NOAA dan Terra selama ini dinilai belum efektif. Suhu 40 derajat celcius, seperi rumah seng dan alat berat kadang terdeteksi sebagai titik panas. Sehingga kami banyak menghabiskan energi untuk mengklarifikasi hasil deteksi satelit tersebut," kata Sujica.
Pendeteksian terhadap titik api di wilayah Konsesi APP Sinarmas dan wilayah supplier APP kini juga sudah tersentralisasi. APP Sinarmas membangun ruang khusus yang disebut Situation Room Center yang terletak di kantor pusat Jakarta. SRC terkoneksi dengan Situation Room (SR) di seluruh wilayah konsesi HTI.
SR tersebut adalah ruang kontrol yang melakukan deteksi dini kebakaran secara real time 24 jam nonstop di wilayah melalui pengolahan data dari citra satelit. Kedepannya akan menggunakan jasa mini satelit dengan hasil yang lebih akurat.
" Hutan Tanaman Industri merupakan sumber bahan baku utama industri pulp dan kertas di Indonesia, tanaman ini dibibitkan, kemudian ditanam sampai dengan 5 tahun sebelum dipanen. tentunya amat disayangkan jika segala proses panjang tersebut terjadi hal yang tidak diinginkan. Salah satunya bencana kebakaran lahan dan hutan, kata dia.
Sebagai upaya mencegah dan menanggulangi bencana itu, baik yang terjadi di dalam maupun yang di luar area HTI, APP Sinarmas bersama mitra pemasoknya merancang sebuah sistem yang dinamakan Manajemen Penanggulangan Kebakaran Terintegrasi atau Integrated Fire Managemant (IFM). "Terdapat 4 pilar utama dalam IFM yaitu, persiapan, deteksi dini, respon cepat serta pencegahan, " kata dia.
Ia menguraikan, persiapan dibagi menjadi 4 langkah. Yakni Incident Command System (ICS) atau Sistem Komando Bencana, perangkat atau sistem yang mengatur garis komando, perencanaan, operasi, logistik dan administrasi dalam situasi darurat. Dalam menerapkan ICS, APP Sinarmas menggandeng ahli manajemen kebakaran internasioanal yaitu Trek Widland Service (Kanada) dan Working on Fire (Afrika Selatan) untuk memberikan pelatihan ICS yang menitikberatkan pada koordinasi dalam memadamkan kebakaran.
kemudian Situation Room Center. Data yang mencakup Geospasial Information System (GIS) selalu diambil dari NASA, BMKG, juga kementerian LHK, yang meliputi data suhu, cuaca, arah dan kecepatan angin, sebaran karbon, dan sebagainya.
Fungsi utama SRC adalah memberikan informasi kepada seluruh pemasok APP mengenai ada tidaknya hotspot secara real time di wilayah konsesi terkait. Lalu pemetaan jalur patroli dilakukan secara berkala oleh petugas pemadam terutama di wilayah yang dianggap rawan kebakaran. intensitas patroli disesuaikan dengan informasi tentang potensi kebakaran dari Situation Room (RS) dan pandaun Fire Danger Rate System (FDRS) dari BMKG.
Terakhir, kesiagaan RPK. RPK bertindak berdasarkan panduan FDRS atau Sistem peringkat Bahaya Api yang mengklarifikasi intensitas dan resiko kebakaran.
"Pada prinsipnya, semakin tinggi peringkat FDRS, semakin insten dan siaga para petugas RPK beserta peralatan pemadamnya," kata dia.
Ia melanjutkan, dari segi personil, terdapat 2700 anggota RPK terlatih dan bersertifikat yang tersebar di 266 pos pantau. RPK juga dilengkapi dengan 160 unit mobil pemadam, 500 unit kendaraan patroli, serta 1.150 pompa air.
Anggota RPK dibekali skill tertentu dalam penanggulangan kebakaran hutan melalui berbagai pelatihan. Seperti Fire Basic Training, Crew Leader Training, Pump Operator Training, Excavator Operator Training, Helitack Training, dan ICS Training.
"Pelatihan ini diberikan oleh pakar manajemen kebakaran bereputasi internasional seperti Trek Widland Service (Kanada) dan Working on Fire (Afrika Selatan)," kata dia. (myo)