Jumat, 27 Januari 2017

Elnino 2017 Lebih Panjang, APP Sinarmas Siap Kerahkan 6 Helikopter


Sumber: Tribun Pekanbaru, 27 Januari 2017, halaman 12


     SUJICA W Lusaka bersama Humas Sinarmas Forestry Nurul Huda menyebut pihaknya menyadari elnino 2017 sangat ekstrem dan lebih panjang. Untuk itu semua persiapan pencegahan dan penanggulangan Karlahut digesa.
          Sebanyak 6 unit helikopter waterbombing siap digunakan bila terjadi kondisi darurat. Sebanyak 3 di antaranya merupakan helikopter besar sekelas Superpuma. Heli ini mempunyai kapasitas angkut air sampai dengan 4.000 liter. Waterbombing ini juga membantu untuk meminimalisasi area kebakaran, sehingga akan mengoptimalkan kerja RPK ketika tiba di lokasi.
       Selain itu, pihaknya juga menerapkan respon cepat. Hal ini merupakan manajemen terpadu dalam menghadapi situasi darurat. Dari mulai pihak penyedia data yaitu Situation Room, logistik peralatan, hingga petugas RPK di lapangan. Semuanya bergerak mengikuti garis komando yang telah ditentukan.
       "Command and control yang efektif, efisien, dan aman ini dapat terwujud setelah melalui pelatihan Incident Command System (ICS) dari para ahli manajemen kebakaran bertaraf internasional," kata dia.
         Sedangkan RPK inti bersertifikat yang telah dilengkapi peralatan pemadaman akan bergerak cepat ke lokasi kebakaran. Dengan slogan 'Pantang Pulang Sebelum Padam', RPK secara intensif akan melakukan upaya pemadaman tanpa kenal libur.
      "Upaya penanggulangan kebakaran ini dilakukan dari mulai hilir sampai ke hulu. Penanggulangan dilakukan tidak hanya saat ada kebakaran, tapi yang terpenting adalah upaya mempersempit ruang potensi kebakaran itu sendiri," kata dia.
         Selain itu, pilar pencegahan menjadi bagian vital dalam IFM. Sehingga perusahaan ini juga membuat program Desa Makmur Peduli Api (DPMA). Ini merupakan terintegrasi dalam memberdayakan masyarakat di wilayah konsesi pemasok APP untuk mengembangkan mata pencaharian sehari-hari.
         Landasan utama dalam upaya pemberdayaan masyarakat ini adalah dengan memanfaatkan bidang agroforestri (wanatani). Masyarakat diarahkan dan dibina untuk berdaya dan sejahtera secara sosial ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya (alam dan manusia) yang sesuai dengan potensi dan krakteristik lokal.
         "Pendekatan ini dilakukan agar masyarakat desa mampu mempraktikkan pencaharian nafkah secara berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, sekaligus membangun kemandirian secara sosial-ekonomi," kata dia. (myo) 

0 komentar:

Posting Komentar